LAPORAN STUDI KASUS
PEMBELAJARAN KELAS AKSELERASI
DI LEMBAGA PENDIDIKAN AL-QUR’AN (LPQ) AL-YASINI
Sebagai bahan untuk memenuhi mata kuliah Inovasi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing : M. Mukhlas, S.Hum, M.Pd








Disusun Oleh :
Imam Wahyu
Sofiul am
Mashud



FAKULTAS TARBIYAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-YASINI PASURUAN
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH  SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini. Tujuan Penyusun laporan studi kasus ini adalah untuk memenuhi tugas penyusun dalam tugas mata kuliah inovasi pendidikan islam Program MPI.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak dan untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1.    Bapak M. Mukhlas, S.Hum, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah inovasi pendidikan islam Program MPI
2.    Segenap Bapak dan Ibu Dosen pembimbing dalam lingkungan program MPI yang telah memberikan ilmu pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.      Kepada segenap sahabat-sahabat program MPI yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. 
Penyusun menyadari bahwa penyusun laporan ini masih jauh dari sempurna, hal ini semata-mata karna keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penyusun. Atas dasar itulah penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan  laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
§  Latar belakang ………………………………………………………….  i
§  Rumusan masalah ……………………………………………………… ii
§  Tujuan ………………………………………………………………….. ii
§  Profil Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ)…………………………. iii

PEMBAHASAN
·         Definisi pembelajaran kelas akselerasi
·         Tujuan
·         Penggunaan pembelajaran
·         Kelebihan dan kekurangan
PENUTUP
·         Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KEGIATAN









BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Colangelo (dalam Hawadi) menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery) dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang esensial.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro percepatan (acceleration) adalah cara penanganan anak super normal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat. Hal senada juga disampaikan oleh Ulya Latifah Lubis (dalam Hawadi) yang mendefinisikan istilah akselerasi sebagai program pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan tingkat keberbakatan tinggi agar dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari siswa yang lain (program reguler).
Siswa yang seharusnya menyelesaikan studi SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau SMA (Sekolah Menengah Atas)-nya dalam waktu 3 tahun dapat menyelesaikan materi kurikulum (yang telah didiversifikasi) dalam waktu 2 tahun saja. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa akselerasi adalah program layanan belajar yang diperutukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan tinggi supaya dapat menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan kemampuannya.
Program ini secara umum memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif. Secara khusus memberi pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya.

B.       Rumusan Masalah
1.         Bagaimanakah pembelajaran kelas akselerasi itu ?
2.         Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pembelajaran kelas akselerasi tersebut ?
C.      Tujuan penulisan
1.         Untuk mengetahui pembelajaran kelas akselerasi
2.         Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kelas akslerasi tersebut

















PROFIL
LEMBAGA PENDIDIKAN AL-QUR’AN (LPQ) AL-YASINI
Pada Tanggal 16 Juni 2003, di Pondok Pesantren Terpadu Miftahul Ulum Al-Yasini secara resmi mendirikan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Al-Yasini (LPQ) yakni sebuah lembaga Pendidikan yang khusus menangani Ilmu Al-Qur’an, bukan berarti sebelum berdirinya LPQ di Pondok Pesantren tidak ada pembelajaran Al-Qur’an, ada tetapi masih belum teroganisir yang didirikan oleh Pengasuh pertama KH. Yasin dan dilanjutkan oleh putra beliau KH. Imron Fatkhulloh lalu diteruskan oleh KH. Ali Ridlo Kholil dan yang sampai sekarang diasuh oleh KH. Mujib Imron putra ke 4 KH. Imron Fatkhulloh, beliaulah yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga yang menangani khusus ilmu Al-Qur’an, agar pembelajaran Al-qur’an ini benar-benar teroganisir dengan baik dengan target pembelajaran secara klasikal, sistematis dan administrasif yang jelas.
Dengan berdirinya Lembaga Pendidikan Al-Qur’an, akan mampu menampung segala macam problematika yang bersangkutan dengan kemajuan Pondok pesantren yang semakin pesat dan tenaga pengajar Al-qur’an terbatas. Existensi LPQ ini sangat besar pengaruhnya bagi pengembangan pembelajaran Al-Qur’an khususnya di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini. Kepengurusan yang juga jelas ini bisa melahirkan kader-kader mu’allim-mu’allimah yang sangat membantu lembaga ini dan Pondok Pesantren.
  1. 2. Visi dan Misi
Visi :
“Mencetak santri yang mampu melafadzkan, membaca, menghafal dan memahami Al-Qur’an secara fashih, baik dan benar”.
Misi  :
  1. Menanamkan pada diri santri dalam pengahayatan, pengamalan dan pengajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Menumbuhkan rasa cinta pada kitab suci umat islam sejak dini dengan mempelajarinya dengan baik dan benar.
  3. Membiasakan santri dengan membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Membimbing dan mengarahkan santri dalam mempelajari Al-Qur’an dengan benar.
3. Tujuan
  1. Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an dalam seni bacaanya baik dalam segi kefashihan dan tajwid.
  2. Untuk menyiapkan kader-kader mu’allim dan mu’allimah yang berkualitas dalam pembelajaran Al-Qur’an.
  3. Untuk melestarikan Kalam Illahi melalui program Tahfidzul Qur’an.
4. Program
  • Pembinaan sertifikasi oleh Tartila Kab. Pasuruan yang dilaksanakan setiap tahun
  • Pembinaan mu’allim dan mu’allimah oleh Ust. Hamim dari Sidogiri yang dilaksankan setiap hari kamis malam (untuk mu’allim) yang mana kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan bacaan semua mu’allim.
  • Centralisasi Al-Qur’an, pelaksanaannya kondisional.
  • Mengadakan evaluasi bersama setiap bulan yang mana semua soal di tangani oleh pengurus secara rahasia yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan murid dan mu’allim/mu’allimah.
  • Mengadakan ujian akhir setiap 6 bulan sekali, sebagai penilaian murid untuk mengikuti jenjang selanjutnya.
  • Mengadakan musabaqoh setiap tahun sekali bertepatan dengan hari berdirinya LPQ








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pembelajaran kelas akselerasi
1.         Definisi
Akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal.
2.         Tujuan Program Akselerasi
Dengan diselenggarakannya program ini, ada beberapa alasan yang masuk akal.
a. Membuat kelas yang relatif homogen sehingga siswa yang merasa luar biasa (cerdas) tidak dirugikan oleh keterlambatan belajar siswa biasa. Sering dikeluhkan banyak guru, anak-anak cerdas di kelas heterogen cenderung merasa cepat bosan belajar dan cenderung mengganggu. Karena itu, anak-anak cerdas ini perlu mendapat layanan khusus di kelas yang terpisah dari kelas anak biasa. Dengan begitu, pengelolaan kelasnya menjadi lebih mudah.
b. Memberikan penghargaan (reward) belajar lebih cepat sesuai dengan potensinya.
3.         Penggunaan pembelajaran kelas akselerasi
Pembelajaran akselerasi seharusnya digunakan sebagai metoda yang afektif dan efisien dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam menentukan metoda pembelajaran yang mana yang paling efektif, maka kita harus mempertimbangkan karakteristik siswa, sasaran dari pelajaran atau unit, materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya yang dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran.
Materi kelas akselerasi  juga menggunakan dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan demonstrasi. Penggunaan materi dikelas akselerasi memungkinkan kita untuk menganalisa hasil belajar dan program belajar mengajar.

Disini dapat dilihat bahwa materi akselerasi akan mungkin menjadi efektif jika :
·         Menyajikan sebuah unit pelajaran bagi siswa di dalam kelas.
·         Melengkapi pembelajaran untuk siswa akselerasi.
·         Menyajikan materi yang “ketinggalan” bagi siswa yang terlambat masuk atau yang absen.
·         Menyajikan sebuah pengertian penawaran “materi pelajaran tambahan” atau tugas untuk di rumah (pondok).
·         Memotivasi siswa khususnya dalam minat, kemampuan belajar cepat melalui pemahaman ini.

4.         Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran akselerasi
a.    Kelebihan
·      Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap siswa untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan kecepatan siswa masing-masing.
·      Program ini dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan model pembelajaran.
·      kelas akselerasi adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai tujuan yang diutamakan.
·      Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.
·      Program berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para pendidik dan para peserta didik.
·      Penguasaan materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari secara bebas baik dalam setting pendidikan formal maupun non formal.
·      Guru tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara individual yang sedang mengerjakan berbagai program dalam beberapa waktu.
·      Belajar lebih berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara individu terkontrol dengan baik.
·      Kesalahan rata-rata relative rendah karena sebahagian besar materi akselerasi adalah sebuah alat motivasional yang berguna khususnya bagi siswa yang cepat.
b.   Kekurangan
·      Materi dalam pembelajaran akslerasi tidak dapat dipakai oleh guru apabila tidak dilatih atau fasilitas pendidikan atau fasilitas yang baik.
·      Program tidak dapat memecahkan masalah pembelajaran karena ruangan kelas yang terlalu padat dalam pembelajaran akselerasi.
·      Program tidak dapat digunakan dengan sukses dalam ruang kelas kalau masih ada gab antara guru dengan siswa.
·      Pembelajaran yang efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi dipersiapkan dan diuji dengan baik.
·      Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja dengan materi akselerasi selama jangka waktu yang relative lama.
·      Pendidik yang menggunakan materi akselerasi dalam seting belajar harus dilatih dalam menggunakan materi dan dalam manajemen kelas.
·      Pemilihan materi yang berkualitas yang akan sesuai dengan kurikulum adalah pekerjaan yang sukar.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas, misalnya bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal.
















DAFTAR PUSTAKA
Gulo ,W . 2002 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Grasindo.
N.K. Roestiyah. 1991 . Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada






EM_YOU